4 Tips Simpan Air Kemasan yang Wajib Kamu Tahu

Viola: Ilustrasi Simpan Air Kemasan

Banyak orang mengandalkan air kemasan untuk memenuhi kebutuhan cairan harian, terutama di lingkungan perkotaan yang sibuk. Sayangnya, masih banyak orang yang belum memahami cara simpan air kemasan dengan benar.

Padahal, penyimpanan yang kurang tepat bisa berdampak pada perubahan rasa dan menurunkan kualitas air secara menyeluruh.

Salah satu kesalahan umum adalah menyimpan air kemasan di tempat yang panas atau terkena sinar matahari langsung. Paparan suhu tinggi bisa menyebabkan plastik melepaskan zat berbahaya ke dalam air. Selain itu, botol yang sudah dibuka dan dibiarkan terlalu lama berisiko tercemar bakteri jika tidak segera diminum.

Untuk menjaga kualitasnya, simpanlah air kemasan di tempat sejuk, teduh, dan kering. Hindari menyimpannya di dalam mobil atau ruang terbuka terlalu lama. Setelah dibuka, sebaiknya segera habiskan dalam waktu 1–2 hari. Dengan cara penyimpanan yang tepat, air kemasan akan tetap aman dan bermanfaat bagi tubuh.

Berikut adalah tips menyimpan air mineral yang bisa kamu lakukan:

1. Lokasi Penyimpanan untuk Air Kemasan

Langkah pertama dalam menyimpan air kemasan dengan benar adalah memastikan lokasi penyimpanan memenuhi standar yang aman. Simpan air kemasan di tempat yang teduh, kering, dan tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Suhu ideal untuk menyimpan air kemasan berkisar antara 10°C hingga 25°C. Hindari meletakkan botol air di dekat jendela atau area dapur yang panas.

Paparan panas berlebih dapat mempercepat pelapukan plastik dan menurunkan mutu air dalam botol. Hal ini tidak hanya mengubah rasa air, tapi juga berisiko menurunkan tingkat keamanannya. Suhu ekstrem juga dapat menyebabkan perubahan tekanan di dalam botol, yang bisa mempengaruhi kemasannya.

Selain itu, tempat penyimpanan harus bebas dari zat kimia atau aroma menyengat seperti bensin, cat, atau pembersih. Botol plastik memiliki pori mikroskopis yang memungkinkan bau sekitar terserap ke dalam air.

Untuk mencegah hal ini, sebaiknya gunakan rak tertutup atau lemari khusus. Langkah ini membantu menjaga kesegaran air serta memastikan air tetap aman untuk diminum selama masa penyimpanan yang normal.

2. Hindari Paparan Suhu Ekstrim dan Sinar Matahari

Sinar matahari langsung dapat menaikkan suhu dalam botol dan mempercepat kerusakan material plastik. Ketika plastik terkena panas, bisa terjadi pelepasan zat kimia berbahaya yang mencemari air. Inilah sebabnya, botol air yang sering diletakkan di mobil atau terpapar sinar matahari dalam waktu lama sebaiknya tidak dikonsumsi.

Suhu ekstrem juga memengaruhi tekanan di dalam kemasan. Air yang disimpan dalam suhu terlalu panas atau terlalu dingin bisa membuat botol mengembang atau menyusut. Hal ini menandakan adanya tekanan berlebih yang bisa merusak segel botol dan membuka peluang kontaminasi.

Jangan simpan air kemasan di freezer atau area panas seperti bagasi mobil, karena dapat memengaruhi kualitasnya. Jika kamu sering bepergian, gunakan tas insulasi atau cooler bag untuk membawa air agar suhunya tetap stabil.

3. Mencegah Kontaminasi dan Perubahan Rasa

Salah satu risiko terbesar dalam menyimpan air kemasan adalah kontaminasi. Kontaminasi dapat terjadi jika botol terbuka terlalu lama, terkena tangan yang kotor, atau bersentuhan dengan permukaan yang tidak steril. Maka dari itu, selalu pastikan tangan bersih saat membuka dan menutup botol.

Setelah botol air kemasan dibuka, sebaiknya dikonsumsi habis dalam waktu 1–2 hari. Walaupun tampak jernih dan tidak berbau, air yang sudah terbuka lebih mudah terpapar bakteri jika dibiarkan terlalu lama. Jika tidak langsung habis, simpanlah di dalam kulkas untuk memperlambat pertumbuhan mikroorganisme.

Perubahan rasa juga bisa menjadi indikator bahwa air sudah tidak layak konsumsi. Jika terasa pahit, asam, atau berbau plastik menyengat, sebaiknya jangan diminum. Ini bisa menjadi tanda bahwa kemasan telah terpapar panas atau telah terkontaminasi.

4. Perhatikan Tanggal Kadaluarsa Produk

Walaupun air tidak memiliki masa kedaluwarsa secara alami, kemasan plastik yang digunakan tetap memiliki batas waktu pemakaian. Tanggal kadaluarsa pada botol menunjukkan batas aman konsumsi jika air disimpan sesuai petunjuk. Produsen biasanya menjamin kualitas terbaik air selama 12 hingga 24 bulan setelah diproduksi.

Namun, masa simpan ini hanya berlaku jika air kemasan disimpan di tempat sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung. Jangan abaikan tanggal ini, terutama jika air akan diberikan kepada anak-anak, ibu hamil, atau lansia. Kelompok rentan tersebut lebih sensitif terhadap perubahan kualitas air, meski perubahannya tidak selalu terlihat.

Selain tanggal, perhatikan juga kondisi fisik botol secara berkala. Hindari mengonsumsi air dari botol yang bentuknya berubah, bocor, atau segelnya rusak. Botol yang cacat bisa menandakan paparan suhu ekstrem atau kontaminasi. Mengabaikan hal ini bisa berdampak pada rasa, kejernihan, dan keamanan air untuk diminum.

Viola: Menjaga Kualitas Air Kemasan dari Awal Hingga Akhir

Viola memahami bahwa menjaga kualitas air kemasan tidak cukup hanya dari sumbernya. Kualitas harus tetap terjaga hingga ke tangan konsumen. Setiap botol Viola dikemas melalui proses penyaringan berlapis dan kontrol mutu yang ketat untuk memastikan air tetap bersih dan segar.

Dengan sertifikasi dari BPOM, Halal MUI, dan SNI, Viola hadir sebagai pilihan air minum yang aman dan sehat. Desain botolnya praktis dan kokoh, ideal untuk penyimpanan jangka panjang. Cocok digunakan di rumah, kantor, hingga aktivitas luar ruangan seperti piknik atau perjalanan jauh.

Kami percaya bahwa air terbaik adalah air yang tetap terjaga kualitasnya dari awal hingga dibuka. Karena itu, simpan air Viola di tempat yang tepat dan nikmati kesegarannya setiap saat.

Pilih Viola—karena air sehat bukan hanya soal rasa, tapi juga soal penyimpanan yang benar.