Terpapar E. coli? Yuk, Kenali Bahaya Air Isi Ulang

Viola: Ilustrasi Penyebab Sakit Akibat E-Coli

Pernahkah kamu merasa lemas di siang hari padahal sudah makan cukup? Atau kepala terasa berat meski sudah tidur nyenyak semalam? Mungkin bukan soal makanan atau istirahat, bisa jadi tubuhmu sedang memberi sinyal bahwa kamu kurang cairan, atau asupan air minum isi ulang yang kamu konsumsi belum memenuhi standar kesehatan.

Mungkin bukan soal makanan atau istirahat, bisa jadi tubuhmu sedang memberi sinyal bahwa kamu kurang cairan.

Perlu kamu tahu memilih air minum bukan lagi soal rasa atau harga semata. Di balik sebotol air yang tampak sederhana, ada pilihan yang kita buat untuk kualitas hidup jangka panjang. 

Maka dari itu, penting bagimu untuk lebih jeli mana air kemasan yang benar-benar sehat. Pertanyaanya seperti apa air mineral kemasan yang layak untuk diminum?

Bahaya Air Isi Ulang Tanpa Standar Mutu

Menurut Kementerian Kesehatan RI, orang dewasa membutuhkan setidaknya dua liter air setiap hari, tergantung aktivitas dan cuaca. Sayangnya, jutaan masyarakat Indonesia masih kesulitan mendapatkan akses air minum layak. Data BPS 2022 mencatat lebih dari 15 juta rumah tangga belum memiliki akses terhadap air minum aman secara berkelanjutan.

Yang lebih memprihatinkan, banyak yang masih bergantung pada air isi ulang tanpa standar mutu memadai. Studi dari International Journal of Environmental Research and Public Health (2021) menunjukkan bahwa kontaminasi mikrobiologis seperti E. coli dan coliform masih ditemukan pada air dari depot yang tidak menerapkan sanitasi ketat. Hal ini meningkatkan risiko diare, infeksi saluran cerna, hingga penyakit kronis.

Zulfa, pakar kesehatan lingkungan dari Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, menyebutkan bahwa konsumsi air tidak bersih berkaitan langsung dengan tingginya angka kesakitan dan kematian anak. Setiap tahun, sekitar dua juta anak di dunia meninggal karena penyakit akibat air tercemar dan Indonesia masih menjadi bagian dari angka ini.

Fakta-fakta tersebut menegaskan bahwa kualitas air bukan hanya soal rasa atau kejernihan, tetapi soal perlindungan jangka panjang. Mengabaikannya berarti mempertaruhkan kesehatan diri sendiri dan keluarga.

Hilang Nyawa Akibat Air Isi Ulang Tercemar

Di sisi lain sistem pengawasan terhadap mutu air kemasan di Indonesia sebenarnya telah diatur secara ketat melalui standar dari BPOM, Standar Nasional Indonesia (SNI), serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010. 

Meski begitu, dalam praktiknya masih ditemukan banyak depot air isi ulang yang belum memenuhi ketentuan tersebut.

Indonesia Water Institute (IWI), dari total 35 sampel air isi ulang yang dikumpulkan dari wilayah Makassar, Ponorogo, Semarang, dan Tomohon, sekitar 77 persen terindikasi mengandung bakteri coliform dan E. coli.

Sementara itu, di wilayah Jabodetabek, hasil uji laboratorium menunjukkan sekitar 40 persen depot air isi ulang juga tercemar bakteri E. coli.

Tak hanya itu Kementerian Kesehatan tahun 2023 menunjukkan hasil serupa, di mana 45,4 persen sampel air isi ulang yang diperiksa mengandung bakteri E. coli. Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan temuan pada sumber air dari PDAM yang sebesar 33 persen. 

Fakta ini turut mendorong Kementerian Kesehatan untuk semakin gencar memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih cermat dalam memilih air minum yang aman.

Salah satu kasus yang menggambarkan bahaya konsumsi air tercemar terjadi di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada tahun 2015. 

Saat itu, empat orang warga dilaporkan meninggal dunia dan lebih dari seratus lainnya mengalami diare parah setelah mengkonsumsi air isi ulang galon yang terkontaminasi E. coli. Ini mengajarkan kita untuk lebih teliti dalam memilih air yang akan dikonsumsi harian. 

Kandungan Air Mineral

Tak semua air mengandung mineral yang sama. Kalsium, magnesium, natrium, dan kalium adalah mineral esensial yang sangat dibutuhkan tubuh dan dapat ditemukan secara alami dalam air mineral.

Journal of the American College of Nutrition, air mineral alami dapat memberikan kontribusi hingga 20% dari kebutuhan magnesium harian orang dewasa. Sayangnya, beberapa jenis air hasil destilasi atau hasil pengolahan berlebihan justru kehilangan kandungan mineral tersebut.

Maka dari itu, penting memilih air mineral kemasan sehat dan tidak hanya steril, tapi juga mempertahankan komposisi mineral alaminya. 

Ini menjadi nilai tambah, terutama bagi mereka yang memiliki gaya hidup aktif atau tinggal di daerah dengan suhu tinggi seperti Surabaya atau Cirebon, di mana kebutuhan cairan dan elektrolit meningkat.

Proses Produksi Sesuai Standar Kesehatan

Air kemasan sehat tidak muncul begitu saja. Ia melalui proses panjang dari sumber mata air yang terpilih, penyaringan berlapis, hingga sterilisasi dengan teknologi UV atau ozon. Semua proses ini dilakukan dalam ruangan steril dengan pengawasan mutu ketat.

Sebuah laporan dari BPOM tahun 2023 menegaskan bahwa industri air minum dalam kemasan yang memenuhi standar HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) dan ISO 22000 terbukti mampu menekan risiko kontaminasi hingga 95% lebih rendah dibanding air yang tidak terstandar.

Viola, Pilihan Air Mineral Kemasan Terbaik

Di antara banyaknya pilihan air minum kemasan, Viola hadir dengan komitmen nyata. Setiap tetesnya melalui proses penyaringan berlapis untuk menjaga kejernihan dan kemurnian air. 

Seluruh proses produksi diawasi ketat, mulai dari sumber air, hingga pengemasan. Bagi kami, kepercayaan pelanggan adalah prioritas.

Teknologi modern yang kami gunakan tidak membuat Viola menjadi mahal. Justru kami percaya bahwa air berkualitas adalah hak semua orang. Karena itu, Viola hadir dengan harga yang ramah di kantong.

Yuk! Temukan Viola di toko terdekat dan rasakan sendiri kesegarannya. Karena air yang baik layak hadir dalam setiap langkah hidupmu.